BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dewasa ini
perkembangan teknologi semakin maju dan berkembang. Kemajuan teknologi bukan
hanya perkembangan mesin-mesin produksi dan transportasi, melainkan teknologi
informasi.
Sekarang ini
banyak sekali orang memakai teknologi, bahkan teknologi merupakan bagian dari
hidupnya. Tanpa teknologi, orang seperti ini akan merasa hampa di dalam
hidupnya. Teknologi ini contohnya seperti teknologi informasi dan multimedia.
Masyarakat memakai handphone untuk berkomunikasi. Mereka memakai laptop yang
dipasang GPS (Global Positioning System) lewat satelit untuk memandu mereka
untuk menunjukan arah dan tempat. Website-website yang marak beredar di dalam
dunia internet sebagai sarana bisnis ataupun hiburan. Masyarakat yang pekerjaan
sehari-harinya menjadi wartawan atau fotografer sangat erat dengan kamera.
Bayangkan,
apabila masyarakat saat memakai teknologi tersebut mengalami suatu gangguan.
Desain grafis saat membuat website, ternyata komputernya hang.
Wartawan dan fotografer memakai kamera ternyata kamera tersebut dapat melukai
penggunannya. Para pembisnis saat mengadakan
rapat lewat handphone (multi converence) ternyata baterai handphone tersebut
rusak. Bayangkan apabila para pendaki gunung memakai laptop dan modem internet
tersebut rusak sehingga tidak ada koneksi GPS ke satelit. Dan bayangkan apabila
anda mengerjakan suatu proyek, makalah/skripsi melalui komputer yang ternyata
komputer tersebut terinfeksi virus. Bayangkan, dan apa yang terjadi? Desain
grafis akan kesulitan untuk membuat website dari pesanan pelanggan. Wartawan
dan fotografer tidak bisa mengambil object untuk diliput. Pembisnis akan
membatalkan rapat dan akhirnya perjanjian diantara mereka batal. Para pendaki gunung pasti akan tersesat. Dan pastinya
kita akan stress ketika proyek, makalah/skripsi yang kita buat, dimakan oleh
virus.
Kita tidak bisa
menjamin bahwa barang yang diproduksi memakai mesin-mesin canggih, apalagi
produk teknologi, maka mutunya juga canggih pula. Nah, di sini kami akan
mencari tahu sebab-sebab terjadinya kerusakan produk tersebut.
NOKIA & SONY
merupakan perusahaan ternama terkenal di dunia. Kami tertarik untuk membahas
perusahaan tersebut, karena perusahaan besar juga bisa berpotensi membuat
kesalahan yang fatal. NOKIA yang mempunyai kesalahan dalam memproduksi baterai
yang diproduksi oleh Matsushita baterai industrial Co. Ltd. Dan SONY mempunyai
kesalahan dalam perencanaan pembuatan kamera, sehingga kamera tersebut dapat
melukai jari penggunannya. Yang membuat kami lebih tertarik ialah, kedua perusahaan
tersebut sangat profesionalisme dalam mempertanggungjawabkan kerusakan produk
mereka. Mereka mengganti semua komponen yang rusak secara cuma-cuma atas
kesalahan mereka, dan kami juga tertarik atas penggantian secara cuma-cuma
tersebut, karena penggantian secara cuma-cuma memakan biaya yang sangat banyak.
BATASAN PERMASALAHAN
Karena banyaknya
permasalahan dalam topik yang kami ambil, maka penulis (kami) membatasi
permasalahan khusus pada kualitas produk dan tersebarnya produk gagal di
pasaraan, tetapi kami juga akan membahas sedikit mengenai Total Quality Mutu
dan Standarisasi Produk, hal ini kami berikan karena Total Quality Mutu dan
Standarisasi Produk tidak dapat dipisahkan dengan Kualitas Managemen.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kualitas? Dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kualitas?
2. Apa yang terjadi pada produk ini?
3. Mengapa produk ini bisa lolos sampai ke pasaran?
4. Bagaimana cara perusahaan membuat suatu standar?
5. Apa saja dampak secara macro pada perusahaan tersebut dan konsumen?
6. Bagaimana cara untuk meng-cover (menutupi) kerugian
tersebut?
7. Apabila menimbulkan kerugian jiwa konsumen, apa yang akan dilakukan
oleh perusahaan tersebut?
8. Untuk mencegah kerugian yang semakin besar, apa yang harus dilakukan
oleh pihak perusahaan?
TUJUAN
Tujuan kami
membuat makalah ini adalah;
1.
Untuk mendeskripsikan apa itu
kualitas
2.
Untuk mencari faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas.
3.
Untuk mencari tahu masalah yang
terjadi pada perusahaan tersebut.
4.
Untuk mencari faktor-faktor
yang menyebabkan produk rusak beredar di masyarakat.
5.
Untuk mencari tahu cara-cara
yang dipakai perusahaan untuk menentukan standar produknya.
6.
Untuk mencari tau
tindakan-tindakan perusahaan dalam mengatasi masalah kerugian bagi jiwa
konsumen dan kerugian yang terus membesar.
7.
Untuk mengetahui dampak-dampak
secara makro bagi perusahaan & konsumen.
8.
Untuk mencari tahu cara-cara
meng-cover kerugian tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
KUALITAS
1. Pengertian
Dalam kehidupan
sehari-hari, sering kali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas,
misalnya mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negri yang lebih
baik daripada produk dalam negri. Jadi apa sesungguhnya kualitas itu?
Menurut kami,
tak ada definisi yang pas mengenai kualitas yang diterima secara universal,
dari definisi-definisi yang ada terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam
elemen-elemen sebagai berikut;
·
Kualitas meliputi usaha
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
·
Kualitas mencakup produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan.
·
Kualtas merupakan kondisi yang
selalu berubah, misalnya apa yang dianggap merupakan berkualitas saat ini
mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang.
Dengan
berdasarkan elemen-elemen tersebut, kami membuat definisi mengenai kualitas
yang lebih luas cakupannya. Definisi tersebut adalah:
Kualitas merupakan
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
2. Sumber Kualitas
Paling tidak ada
lima sumber kualitas yang biasa dijumpai, yaitu;
·
Program, kebijakan, dan sikap
yang melibatkan komitmen dari management puncak.
·
System informasi yang
menekankan ketetapan, baik pada waktu maupun detail.
·
Desain produk yang menekankan
keandalan dan perjanjian extensi (perpanjangan) produk sebelum dilepas
ke pasar.
·
Kebijakan produksi dan tenaga
kerja yang menekankan peralatan yang terpelihara baik, pekerja yang terlatih
baik, dan penemuan penyimpangan secara tepat.
·
Management vendor (penjaga)
yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
- Fungsi suatu barang menurut kami, suatu barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi untuk apa barang tersebut dimaksudkan, sedangkan barang-barang yang dihasilkan harus benar-benar memenuhi fungsi tersebut. Oleh karena itu pemenuhan fungsi tersebut mempengaruhi kepuasan para konsumen.
Mutu yang hendak dicapai sesuai dengan fungsi untuk apa barang
tersebut digunakan atau dibutuhkan. Fungsi ini tercemin pada spesifikasi dari
barang tersebut, seperti kecepatan, tahan lamanya, kegunaannya, berat, bunyi,
mudah atau sulitnya layanan servis, dan kepercayaannya.
- Wujud luar menurut kami, wujud luar ialah salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen dalam melihat suatu barang pertama kalinya. Mereka menganggap bahwa untuk menentukan mutu suatu barang ialah dari wujud luarnya.
Kadang-kadang
walaupun barang yang dihasilkan secara teknis atau mekanis telah maju, tetapi
bila wujud luarnya tidak menarik, maka hal ini dapat menyebabkan barang
tersebut kurang disenangi oleh pembeli. Faktor-faktor yang mempengaruhi wujud
luar seperti bentuk, warna, tata letak penyusunan (lay out), dan
hal-hal lainnya.
- Biaya barang, menurut kami umumnya biaya atau harga suatu barang akan dapat menentukan mutu barang tersebut. Hal ini terlihat dari suatu barang yang harganya mahal, maka mutunya dipercaya sangat baik, tetapi jika suatu barang yang harganya murah, maka mutunya dipercaya kurang baik (buruk), dan sebaliknya jika harganya murah, konsumen akan beranggapan bahwa barang tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
Menurut kami,
pernyataan kami diatas merupakan tradisi konsumen yang tradisional. Apabila
suatu barang dikatakan murah, belum tentu mereka memproduksi dengan mutu
rendah, melainkan mereka bisa saja melakukan efisiensi dan/atau mengurangi laba
yang didapat.
PENGAWASAN MUTU
1. Maksud & Pengertian
Maksud pengawasan mutu adalah
kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu dapat tercemin dalam hasil akhir. Dengan kata lain
pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas dari barang
yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan
berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
2. Tujuan
Menurut kami tujuan dari pengawasan mutu ada dua, yaitu agar produk yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan oleh pimpinan dan agar selama proses produksi dan non produksi tidak terjadi pemborosan atau mubazir.Kami menjabarkan tujuan pengawasan mutu menjadi empat poin, yaitu;
·
Agar barang hasil produksi
dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.
·
Mengusahakan agar biaya
inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
·
Mengusahakan agar biaya desain
dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi
sekecil mungkin.
·
Mengusahakan agar biaya
produksi dapat menjadi serendah mungkin
3. Ruang Lingkup
Kegiatan pengawasan mutu sangatlah luas. Kami berhasil menyimpulkan secara garis besar, bahwa pengawasan mutu terdiri dari dua tingkatan, yaitu;
·
Pengawasan selama
pengelolahan, yaitu pengawasan yang dilakukan
hanya terdapat sebagian dari proses, yang memungkinkan tidak ada artinya bila
tidak diikuti dengan pengawasan pada bagian lain. Pengawasan terhadap proses
ini termasuk pengawasan untuk bahan-bahan mentah.
·
Pengawasan atas barang
yang telah dihasilkan, yaitu pengawasan untuk
menjaga barang-barang hasil yang cukup baik dan menjaga agar barang yang paling
sedikit rusaknya agar tidak lolos dari pabrik untuk sampai ke konsumen.
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Seperti halnya dengan kualitas, definisi TQM juga ada bermacam-macam. Untuk memudahkan pemahamannya, pengertian TQM dapat dibedakan dalam dua aspek.1. Pengertian
Aspek
pertama menguraikan apa itu TQM. Menurut kami,
TQM ialah;
Suatu pendekatan
dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya.
2. Karakteristik TQM
Aspek
kedua membahas bagaimana mencapainnya. Menurut
kami, TQM dapat dicapai dengan meperhatikan karakteristik TQM berikut ini:
- Focus pada pelanggan terutama pelanggan external maupun internal.
Dalam TQM, baik pelanggan internal
maupun external merupakan driver. Pelanggan external
menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada
mereka, sedangkan pelanggan internal menentukan kualitas manusia,
proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
- Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
Dalam organisasi yang menerapkan
TQM, pelanggan internal dan external menentukan kualitas. Dengan kualitas yang
ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi
apa yang ditentukan tersebut. Hal ini berati bahwa, semua karyawan pada setiap
level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif
“bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik? Bila suatu organisasi
terobsesi dengan kualitas, maka berlaku prinsip ‘good enough is never good
enough’”.
- Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan
dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan
yang didesain tersebut. Dengan demikian data diperlukan dan dipergunakan dalam
menyusun patok duga (benchmark)2, memantau prestasi, dan
melaksanakan perbaikan.
- Memiliki komitmen jangka panjang.
TQM merupakan suatu paradigma baru
dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru
pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan
perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
- Membutuhkan kerjasama tim.
Dalam organisasi yang dikelola
secara tradisional, sering kali diciptakan persaingan antar departemen yang ada
dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Akan tetapi
persaingan internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan
energy yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, yang pada
gilirannya untuk meningkatkan daya saing external.
Sementara itu dalam organisasi yang
menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik
antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah,
dan masyarakat sekitarnya.
- Memperbaiki proses secara terus-menerus.
Setiap produk dan / atau jasa
dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu didalam suatu
system/lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu diperbaiki secara
terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat.
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
Saat ini masih terdapat perusahaan
yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan. Mereka
beranggapan bahwa perusahaan bukanlah sekolah, yang diperlukan adalah tenaga
terampil siap pakai. Jadi, perusahaan-perusahaan seperti itu hanya akan
memberikan pelatihan sekedarnya kepada karyawannya. Kondisi seperti itu
menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing
dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global.
Sedangkan dalam organisasi yang
menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan factor yang fundamental.
Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku
prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak
mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat
meningkatkan ketrampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
- Memberikan kebebasan yang terkendali.
Dalam TQM keterlibatan dan
pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat
menyebabkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang
telah dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pendangan
dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak.
Meskipun demikian, kebebasan yang
timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari
pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik. Pengendalian itu
sendiri dilakukan terhadap metode-metode pelaksanaan setiap proses tertentu.
Dalam hal ini karyawan yang melakukan standarisasi proses dan mereka pula yang
berusaha mencari cara untuk meyakinkan setiap orang agar bersedia mengikuti
prosedur standar tersebut.
- Memiliki kesatuan tujuan.
Supaya TQM dapat diterapkan dengan
baik maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap
usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini
tidak berati bahwa harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara pihak
management dan karyawan mengenai upah dan kondisi kerja.
- Dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Keterlibatan dan pemberdayaan
karyawan merupakan hal yang penting dalam menerapkan TQM. Usaha untuk melibatkan
karyawan membawa dua manfaat utama.
Pertama, hal ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang
baik, rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga
mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung behubungan
dengan situasi kerja.
Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung
jawab atas keputusan dan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
pemberdayaan bukan berati sekedar
melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh
yang sungguh-sungguh berati. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
menyusun pekerjaan yang memungkinkan para karyawan untuk mengambil keputusan
mengenai perbaikan proses pekerjaannya dalam parameter yang ditetapkan dengan
jelas.
STANDARISASI MUTU
1. Pengertian
Ialah pedoman yang akan dapat dergunakan untuk melaksanakan proses produksi, seperti standarisasi upah dan gaji, standarisasi penggunaan bahan, jam kerja, dll.2. Sumber Standarisasi Produk
Menurut kami,
sebenarnya sumber standar produksi berasal dari beberapa sumber, namun secara
umum standar berasal dari empat sumber, yaitu;
·
Aktivitas Perusahaan
·
Asosiasi Perusahaan
& Masyarakat
·
Standar Nasional ditujukan untuk pengamanan dan pengawasan; penggunaan standar
nasional; dan menjaga keterpaduan, kelangsungan pertumbuhan, dan perkembangan
perusahaan yang bersangkutan.
·
Standar Internasional berlaku secara Internasional. Perusahaan di suatu negara yang
mengikuti standar Internasional, maka mesin dan peralatan produksi yang akan
digunakan dalam perusahaan merupakan mesin yang sama pula yang digunakan oleh
perusahaan lain di negara lain. Oleh karena itu produk yang dihasilkan dari
perusahaan yang bersangkutan merupakan produk yang memenuhi standar Internasional.
3. Macam-macam Standarisasi
·
Standar Jumlah adalah standar yang menetapkan jumlah (unit, volume, dan berat).
Standar ini ditetapkan untuk menetapkan jumlah tertentu suatu barang dalam
suatu pembungkusan. Standarisasi ini biasanya secara konsensus diakui
perusahaan bersama-sama.
·
Standar Ukuran adalah penetapan ukuran tertentu untuk barang-barang tertentu.
Standar ukuran dapat ditetapkan oleh pemerintah, badan-badan khusus atas
persetujuan. Untuk standar ini sebenarnya tidak ada sanksi untuk tidak mengikutinya,
tetapi akibatnya bagi perusahaan adalah kemungkinan barangnya tidak laku
terjual
·
Standar Kualitas adalah penetapan kualitas tertentu untuk barang-barang tertentu.
Penetapan standar kualitas pun ditetapkan oleh Pemerintah, Dirjen POM, atau
badan-badan khusus atas persetujuan lembaga konsumen. Tujuan dari standar
kualitas ini adalah untuk melindungi konsumen agar tidak dirugikan.
4. Jenis Standar
·
Standar Teknis adalah standar yang meliputi proses produksi dan hasil produksi.
Contohnya; standar bahan baku,
standar proses, standar pemakaian bahan baku, standar bentuk dan ukuran, dan
standar kualitas produk
·
Standar Managerial adalah standar yang meliputi bidang-bidang adminitrasi perusahaan.
Contohnya; standar harga, standar
gaji & upah, standar pembukuan, standar penilaian, standar jejang
kepangkatan & jabatan.
BAB III
KEGAGALAN SONY CYBER-SHOT & NOKIA
MASALAH PERUSAHAAN
Perusahaan SONY dan NOKIA merupakan
perusahaan ternama, tetapi dalam kasus ini pihak SONY dan NOKIA mengalami
beberapa masalah, di antaranya;
1. Produk SONY memiliki masalah pada mental bagian bawah bodi kamera
bisa bengkok ke bawah karena ada cacat produksi. Pinggir yang tajam ini bisa
melukai jari penggunanya. SONY harus melakukan perbaikan sekitar 461.000
kamera. Mereka akan mengganti plat body bawah ini secara gratis. Kamera yang
terkena memiliki nomor seri mulai 4500001 sampai 4569350.
2. Produk NOKIA menarik sekitar 46 juta baterai mereka. Saat diisi
ulang, baterai seri BL-5C yang diproduksi oleh Matsushita baterai industrial
Co. Ltd mulai periode desember 2005 sampai november 2006 beresiko mengalami
hubungan pendek.
LOLOSNYA PRODUK
Lolosnya produk ini dikarenakan;
·
Kuranganya pengawasan di pabrik
pendukung/pembuat.
·
Kurangnya perhitungan dalam
membuat produk.
·
Minimnya pengujian terhadap
produk tersebut.
·
Terlalu cepat memasarkan produk
ke pelanggan tanpa rencana yang matang.
·
Terlewatinya suatu sub sistem
dalam pemroduksian barang.
·
Penggunaan mesin yang tidak
sesuai prosedur-prosedur perusahaan.
DAMPAK SECARA MAKRO
1. Perusahaan
·
Merusak nama perusahaan.
·
Perusahaan mengalami kerugian
yang cukup banyak.
·
Akibat dari kejadian ini,
perusahaan akan belajar dari pengalamannya untuk terus mengawasi dan
menginovasi terus produknya.
·
Perusahaan harus membuat
strategi baru yang sekreatif mungkin untuk menarik para pelanggannya kembali.
2. Konsumen
·
Berkurangnya kepercayaan
konsumen terhadap produk ini (kecewa).
·
Konsumen akan belajar untuk
memilih produk yang mana kualitasnya baik.
·
Konsumen harus meluangkan lebih
banyak waktu dan biaya lain-lain untuk penggantian produk tersebut, sehingga
konsumen jelas lebih dirugikan.
PENETAPAN STANDAR PERUSAHAAN
Dalam hal ini
perusahaan seperti SONY dan NOKIA dapat melakukan penetapan standarisasi
produknya, seperti;
1. Bagi SONY, SONY dapat melakukan perkumpulan dengan perusahaan
sejenis (kamera), misalnya penetapan format gambar dalam kamera. Penetapan
format ini seperti JPEG. SONY harus bekerjasama dengan Joint Photographic
Expert Group. Hal ini dilakukan agar konsumen lebih mudah memakai kamera SONY,
karena format gambar yang digunakan, dipakai oleh semua perusahaan di dunia.
2. Bagi SONY dan NOKIA, mereka dapat memilih memory apa yang mereka
pakai sebagai media penyimpanan, seperti MMC, SD, Micro SD, dll. Mereka memilih
ini juga harus memperhatikan banyaknya konsumen yang memakai media penyimpanan
tersebut.
3. Bagi SONY dan NOKIA, mereka harus menjaga mesin-mesin produksi
dengan baik dan dalam pembuatan produk baru, mereka harus memperhitungkan
matang-matang agar produk yang dihasilkan tidak terjadi efek yang merugikan
untuk jangka panjang.
4. Bagi NOKIA, mereka harus mengikuti standar Operating System di dalam
handphone. Operating System ini ialah Symbian. Semua orang memakai
Operating system ini di dalam Handphone mereka. Baru-baru ini telah keluar
Operating System baru yaitu Mini Windows dari Microsoft Co. Apabila NOKIA
memakai Operating System baru ini, banyak konsumen akan meninggalkan produk
ini, karena kesulitan dengan menggunakan Operating System yang baru.
MENG – COVER KERUGIAN
Menurut kami,
upaya agar perusahaan untuk menutupi (cover) biaya tambahan yaitu:
1. Sumber berasal dari Cadangan Garansi
- Perusahan harus membuat account cadangan garansi (allowance for guarantee expenses) di dalam pembukuan perusahaan itu. Maksud kami, yaitu dimana sebuah penggantian suatu produk atas kelalaian perusahaan dimasukan ke dalam garansi perusahaan. Dalam kasus ini bagaimana jika masa kadarluasa garansi suatu produk telah berakhir? Dalam kasus ini perusahaan akan memberikan penggantian secara cuma-cuma kepada produk yang telah melewati masa garansi (kadarluasa).
- Setelah membuat account cadangan untuk biaya garansi, perusahaan mengkira-kira berapa banyaknya nominal yang harus ditetapkan dalam allowance for guarantee expenses. Perkiraan (estimasi) ini bisa berdasarkan banyaknya guarantee expenses pada masa lampau atau coba-coba.
- Dengan demikian perusahaan mengcover kerugian atas rusaknya barang dari cadangan biaya garansi (guarantee expenses). Sebagai contoh;
Perusahaan SONY memiliki jumlah kas
sebesar 300 milyar rupiah. mereka memutuskan untuk mencadangkan uangnya ke
dalam cadangan biaya garansi sebesar 1 milyar rupiah. Maka kas akan berkurang 1
milyar untuk ditambahkan ke dalam cadangan untuk biaya garansi, sehingga kas
yang baru menjadi 299 milyar rupiah.
Cadangan untuk
biaya garansi
1 milyar
Kas
1 milyar
Setelah itu, perusahaan SONY mendapat
musibah bahwa produknya rusak dan tidak diterima oleh konsumen. Maka sebagai
permintaan maaf, SONY memberikan ganti rugi untuk perbaikan bodi secara gratis
kepada produk kamera yang terkena memiliki nomor seri mulai 4500001 sampai
4569350. Setelah dihitung-hitung, pemberian perbaikan bodi secara cuma-cuma ini
memakan biaya sebesar 800 juta rupiah, maka SONY mengambil uang untuk menutupi
kerugian atas produk itu dari cadangan untuk biaya garansi sebesar 800 juta
rupiah.
Biaya
garansi 800
juta
Cadangan untuk
biaya garansi
800 juta 2. Menggunakan Asuransi
Jadi kas yang semula sebesar 299
milyar tidak akan berkurang akibat musibah yang menimpa produk SONY, melainkan
cadangan untuk biaya garansi yang berkurang untuk menutupi kerugian yang
ditimbulkan dari kasus ini.
Metode semacam ini dapat dipergunakan
untuk produk NOKIA atas musibah yang terjadi pada baterai BL-5C yang diproduksi
oleh Matsushita baterai industrial Co. Ltd.
2. Menggunakan Asuransi
Perusahaan pastinya mengasuransikan
seluruh bagian perusahaannya, mulai dari bangunan fisik, produk, sampai
karyawan-karyawan diasuransikan. Kita harus membayar premi asuransinya setiap
periode (perbulan, persemester, atau pertahun), walaupun kita membayar premi
asuransi setiap periodenya, namun kita mendapatkan perlindungan atas asuransi
ini.
Dalam kasus ini, perusahaan NOKIA
mendapatkan suatu musibah bahwa setelah diteliti oleh peneliti, bahwa baterai
NOKIA tipe BL-5C memungkinkan terjadinya hubungan singkat yang dapat merusak
kinerja handphone. Dari pihak NOKIA sendiri, mereka belum mengetahui efek
samping dari produk tersebut untuk jangka panjang.
Setelah pihak asuransi mendapatkan
claim dari NOKIA, mereka (pihak asuransi) akan memberikan penggantian uang atas
total penggantian produk baterai BL-5C ini. Dengan demikian perusahaan NOKIA
terbebas dari kerugian yang menimpa dirinya.
TINDAKAN PERUSAHAAN
1. Memberikan garansi kepada produk tersebut.
2. Mengadakan evaluasi dan perbaikan terus menerus, seperti;
- Mulai dengan suatu proyek contoh.
Maksudnya kita membuat suatu
proyek dimana proyek ini tujuannya untuk meneliti kualitas barang tersebut.
Setelah kita membuat proyek, kita mengambil sample sebagai sample untuk proyek
kita.
- Analisis variasi dari semua proses.
Setelah sample/contoh didapat,
kita analisis mulai dari gugus kendali mutunya. Gugus kendali mutu ialah
peningkatan mutu pada setiap elemen sehingga mutu secara totalitas baik.
- Memperhatikan proses tidak hanya hasil.
Setelah setiap elemen dianalisis,
pertama-tama kita melihat bagaimana proses produksi itu dilakukan. Hal ini
dilakukan agar dalam pemrosesan barang, sistem yang dilakukan sesuai dengan
prosedur-prosedur perusahaan. Hasil merupakan nomor dua.
- Membuat proses menjadi lebih sederhana, dan lebih sederhana lagi.
Setelah kita menganalisis proses,
maka kita dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan effisiensi dan
meningkatkan efektivitas dari proses tersebut.
- Mengusahakan secara konstan untuk melakukan investasi dalam teknologi baru.
Kita dapat melakukan lebih banyak
effisiensi dan efektivitas dengan cara kita investasi untuk membeli teknologi
yang paling canggih, walaupun kita mengeluarkan lebih banyak dana untuk
investasi ini, tetapi hasil untuk penghematan dan hasil yang optimal untuk
kurun waktu kedepan lebih baik dari pada tanpa investasi.
- Memandang masalah dan kegagalan sebagai kesempatan untuk perbaikan.
Jika kita mendapat masalah dalam
kegagalan produk kita, maka kita jangan berkecil hati atau putus asa, tetapi
dengan kondisi seperti ini kita diarahkan untuk menghasilkan suatu produk yang
baru. Kita terus-menerus tanpa lelah untuk memodifikasi produk kita agar
konsumen merasa puas dengan produk kita. Inilah tantangan kita!
- Melakukan reorganisasi termasuk realokasi sumber daya untuk memudahkan perbaikan terus menerus.
Reorganisasi disini maksudnya kita
sebagai pimpinan harus memperbaiki sistem dalam organisasi. Mulai dari bagian
administrasi, penjualan, bagian SDM (non produksi) sampai bagian produksinya.
Hal ini ditujukan agar kinerja karyawan setiap bagian meningkat. Kinerja disini
mempengaruhi kualitas mutu setiap barang yangakan diproduksi.
Realokasi disini
maksudnya kita sebagai pemimpin perusahaan mencari suatu sumber daya yang baru,
entah sumber daya itu jauh maupun dekat dari tempat kita berproduksi. Hal ini
dilakukan karena jika kita memproduksi kamera dan sumber dayanya berupa kromium
untuk body kamera tersebut. Maka hal pertama yang harus kita lakukan ialah
mencari sumber daya (kromium) yang lain yang mutunya lebih baik, walaupun
sumber tersebut jauh, tetapi efek untuk ke depannya sesuai dengan harapan
perusahaan. Toh kromium merupakan bahan mentah yang tidak mudah rusak.
3. Menjaga relasi antara pemasok dan pelanggan, seperti;
- Menghubungkan visi organisasi ke kepuasan pelanggan.
Dengan memberikan
visi yang jelas, hal ini dapat memupuk suggesti pelanggan untuk membeli produk
tersebut.
- Memberikan penghargaan ke pemasok.
Jelas, dengan
memberikan penghargaan ke pemasok, maka kita membuat pemasok sangat penting,
sehingga kerjasama antara pemasok dan perusahaan dapat berjalan dengan baik.
- Indentifikasi pelanggan external dan internal.
Sebagai pemimpin,
kita harus melihat yang mana pelanggan external dan pelanggan internal. Kita
harus mengindentifikasi mereka, karena perlakuan kita terhadap pelanggan
external dan internal berbeda.
4. Perusahaan harus mengerti apa yang diinginkan konsumen.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil makalah
yang kami bahas ini, kami menyimpulkan bahwa perusahaan jasa dapat menggunakan
metode ini. Dalam hal kualitas perusahaan jasa dapat meningkatkan mutu dengan
cara menata kembali tata layoutnya, seperti desain ruangan, desain gedung,
menambah fasilitas, membuat suasana perusahaan yang nyaman, sehingga para
karyawan dapat bekerja lebih produktif dan konsumen akan menilai bahwa
perusahaan tersebut telah mempunyai kualitas yang lebih baik.
Dalam perusahaan
manufaktur maupun jasa, mereka harus memakai pengawas mutu, agar mutu yang
ditetapkan sesuai dengan standar perusahaan. Dengan adanya pengawas mutu ini
diharapkan perusahaan dapat meminimalisasi kerusakan-kerusakan atas kelalaian
karyawan ataupun mesin.
Agar kepercayaan
masyarakat ke produk perusahaan tersebut, sebaiknya perusahaan terus mencari
informasi terus-menerus untuk dapat menganalisa kekurangan-kekurangan dalam
produk tersebut, mengembangkan kualitas produknya, memperbaiki
kerusakan-kerusakan dalam versi sebelumnya, menambah fitur-fitur baru yang
diinginkan oleh konsumen, serta menjaga relasi yang baik dengan pemasok maupun
pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarno &
Indarti, 2008, Managemen Operational, Malangkucecwara, Malang
Tjiptono, Fandy &
Anastasia Diana, 1995, Total Quality Management, Andi Offset,
Yogyakarta
Render, Barry &
Jay Heizer, 2001, Prinsip-prinsip Management Operasi, Salemba Empat,
Jakarta
Gaspersz, Vincent.
1997. Management Kualitas – Penerapan Konsep-Konsep Kualitas, Elex
Media Komputindo, Jakarta
Sumber dari majalah CHIP
edisi 10 Oktober 2008, Grasindo, Jakarta
Posting Komentar